SURABAYA– Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) olah material erupsi di Desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang menjadi bahan bangunan. Material merupakan akibat dari erupsi Gunung Semeru pada 2021 silam.
Ketua Pelaksana KKN Abmas, Vania Mitha Pratiwi ST MT menjelaskan, berbagai macam material dalam dapur magma akan keluar ketika terjadi erupsi gunung api. Bersama dengan tim, ia melihat bahwa material erupsi yang berupa padatan dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bahan bangunan.
Para mahasiswa tim KKN Abmas ITS saat sedang membuat campuran bahan
Baca juga:
Digitalisasi BUMDes Guna Dukung SDGs
|
Bahan bangunan tersebut, menurutnya, kemudian dapat dimanfaatkan untuk membangun ulang rumah warga terdampak. Ditambah lagi, Vania mengungkapkan bahwa material padat tersebut kaya akan mineral alumina dan silika. “Oleh karena itu, kedua mineral tersebut memiliki karakteristik yang sesuai untuk bahan bangunan, ” ungkapnya, Kamis (15/9/2022).
Oleh karena itu, ia menyebutkan bahwa bahan bangunan yang dibuat dari material erupsi Gunung Semeru dapat memiliki kualitas yang tinggi. Ia pun menekankan pentingnya bagi warga sekitar untuk memahami potensi limbah yang tersedia tersebut. Adapun bahan bangunan yang dibuat oleh tim Abmas adalah paving block berpori, batako, dan kusen cor.
Paving block dan batak hasil KKN Abmas ITS dari erupsi Gunung Semeru
Tidak hanya itu, tim juga mengadakan pelatihan tentang pemasaran digital sebagai penutup kegiatan KKN. Di sana, tim membagikan pengetahuan kepada warga setempat terkait cara memasarkan bahan bangunan yang telah dibuat. “Semoga kegiatan ini dapat membantu warga terdampak erupsi untuk membangun rumah sementara dan memulai kehidupan yang lebih baik, ” harap Vania.
Tim KKN Abmas ini berisi atas sembilan dosen yang dari Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem dan Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan, dan Kebumian. Selain itu, terdapat sepuluh mahasiswa yang berasal dari Departemen Teknik Material dan Metalurgi dan Departemen Kimia. “KKN ini merupakan kesempatan yang baik untuk melatih berpikir kritis dan meningkatkan empati mahasiswa dengan mencari solusi, ” jelas Vania. (*)
Reporter: Gandhi Kesuma
Redaktur: Fatih Izzah