SURABAYA – Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga melepas melepas 17 peserta program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) yang dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pada Senin (22/8/2022). Prosesi pelepasan dipimpin langsung oleh Dekan FKH UNAIR Prof. Dr. Mirni Lamid, drh., MP.
Rombongan diberangkatkan pukul 07.00 WIB. Ketujuh belas mahasiswa akan mengikuti program MBKM di Lucky Farm, Desa Mendowo, Kecamatan Kandangan, Kediri.
Pembukaan MBKM dibuka dengan sambutan Prof Dr Widjiati drh MSi selaku ketua pelaksana. Dilanjutkan dengan beberapa sambutan dan arahan dari Sugiyanto selaku ketua KUD Kertajaya, sekaligus penyerahan mahasiswa MBKM Dr Rimayanti drh MKes selaku wakil dekan 1 FKH UNAIR.
Dr. Rimayanti menjelaskan, implementasi pelaksanaan MBKM FKH UNAIR batch 2 adalah sebagai media atau sarana belajar langsung di lapangan. Dengan begitu, mahasiswa dapat menyambungkan antara teori dan praktik yang sudah dipelajari selama perkuliahan.
“Selama enam minggu ke depan semoga adik-adik mahasiswa bisa beradaptasi dengan cepat dan saya berharap kalian mampu bekerja sama serta berkomunikasi baik dengan kelompok atau perangkat desa di sini, ” katanya.
Baca juga:
UB dan Densus 88 Deklarasi Anti Radikalisme
|
Sugiyanto sangat menyambut baik kedatangan seluruh mahasiswa peserta MBKM. Ia berharap program itu dapat mengedukasi peternak serta pekerja mengenai manajemen peternakan secara teori sehingga dapat lebih efisien dalam bekerja.
Diketahui, program tersebut bukanlah kali pertama pihak KUD Kertajaya mengadakan kerja sama dengan pihak FKH UNAIR. Saat wabah PMK sedang berada pada puncaknya, tim FKH unair juga ikut membantu pihak KUD untuk mengatasi situasi tersebut.
Sementara itu, Drh. Eko Yunarko selaku penanggung jawab Keswan KUD Kertajaya juga mengungkapkan bahwa teori dan skill yang dimiliki mahasiswa sudah cukup mumpuni ketika mereka terjun di lapangan.
“Setidaknya, mereka bisa membuka bisnis karena sudah mempunyai modal dan bekal ilmu yang cukup dari kegiatan MBKM ini. Semoga mahasiswa bisa mencintai profesinya, dan teori-teori yang didapat dari kampus bisa dikembangkan di tempat kerja nya nanti, ” imbuhnya.
Di sisi lain, Prof Widji juga mengungkapkan bahwa setelah terjadinya kasus PMK (Penyakit Mulut dan Kuku), kasus penyakit lain yang didapatkan di lapangan juga beragam. Dengan diadakannya program kampus merdeka tersebut, mahasiswa tidak hanya mendapatkan demo seperti saat perkuliahan namun mahasiswa juga belajar untuk menangani kasus penyakit secara nyata dan belajar menangani ternak secara langsung di lapangan.
Ia berpesan seluruh mahasiswa haruslah seimbang dalam menjalankan profesi sebagai dokter hewan. Dan, salah satu cara untuk menyeimbangkannya adalah dengan mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
“Pesan saya untuk mahasiswa yg belum mendaftar MBKM, MBKM merupakan suatu mediator belajar bagi kalian untuk mempraktikkan teori yang sudah didapatkan selama perkuliahan. Ilmu yang didapat di lapangan juga relevan dengan teori yang diajarkan di kampus. Jadi, manfaatkan kesempatan yang diberikan oleh fakultas Kedokteran Hewan. Karena di sini kalian akan mendapatkan arahan-arahan dari yang sudah berpengalaman dan dapat mengasah skill, ” ujarnya.
Editor: Feri Fenoria